Dan lagi dan lagi aku putuskan untuk
menghindar, menjauh dari dirinya. Dia yang tak pernah hadir untukku. Dia yang
tak mungkin menjadi milikku. Aku sadar selama ini aku hanya buang-buang waktu
saja untuk dirinya yang sedikitpun tak memikirkanku. Aku rasa dengan cara
seperti ini aku benar. Benar dalam arti untuk merubah sikapku, merubah
pemikiranku, merubah segalanya sehingga semuanya *mungkin* bisa kembali normal.
Aku ingin mencintai orang lain selain dirimu. Aku ingin bersama orang yang JUGA
mencintaiku. Aku ingin memiliki pasangan dimana selalu memberi dan memberi
bukan memberi dan memberikan. Aku ingin memiliki pasangan yang selalu bisa melengkapi.
Bersabar dalam situasi apapun. Selalu mengutamakan akal dari pada kekerasan. Mungkin
aku bisa mewujudkan hal itu tapi yang menjadi pertanyaan besar apakah pria
seperti itu memang ada? 1000 banding 1 menurutku sih. Aku sudah muak menjalani
masa-masa yang membosankan, masa dimana aku sellau menjadi korban perasaan,
menjadi bulan-bulanan akan hal yang membuat diriku tak mudah lepas begitu saja.
Padahal pria brengsek itu sudah memiliki pasangan baru. Ingin sekali aku
membuangnya ke segitiga bemuda terkadang. Atau aku kirimkan dia ke kutub utara
agar menjadi santapan beruang kutub. Saking kesalnya aku ingin sekali jika
diberi kesempatan untuk dia bisa berada diposisi diriku 5 menit saja. Aku yakin
paling dia akan pingsan parahnya lagi MATI. Itu yang aku rasakan. Tak mudah
menjadi wanita. Apalagi ini aku menunggu hal yang TAK PASTI selama hampir 8
tahun. Aku benar-benar BODOH jika aku begitu saja dengan mudahnya menunggu
dirinya yang entah akan menjadi pasangan siapa. Percuma selama ini aku
berhubungan dengan dirinya meskipun hanya melalui media sosial. Aku sudah muak
memulai percakapan diantara kami. Aku ingin sesekali kau yang memulai
percakapan. Aku ingin kau tersenyum manis kepadaku saat kita bertemu entah
dimana. Aku ingin melihat senyumanmu kembali saat kita dipertemukan kembali
*dulu* meskipun itu memory dimana aku mulai jatuh cinta kembali kepada dirimu. Aku
menyesali saat kita bertemu dalam jarak sedekat itu dan aku dan dirimu acuh tak
acuh seperti yang tak kenal. Tapi memang pada dasarnya aku memiliki keraguan
apakah itu dirimu atau bukan. Maklum saja kita hampir 8 tahun tak bertemu. Aku mengikuti
perkembangan dirimu hanya melalui internet saja. Bahkan sesungguhnya aku belum
mendengar satu patah kata dari bibirmu itu. Ingin sekali aku mendengar dirimu
berbicara kepadaku. Ingin sekali aku rangkul tubuh mu. Ingin sekali aku
menggenggam tanganmu. Ingin sekali guwe selfie bareng ama elo hahaha (kekeuh
kudu dapet moment selfie) jakakakakak. Tapi apakah aku mungkin bisa mewujudkan
hal itu? Harus berapa lama lagi aku menunggu?
Ya Tuhan ada apa ini, sehari setelah aku
menon aktifkan Facebook pribadiku, kau muncul dalam mimpi Indahku, kau disitu
berpakaian putih, entah mengapa aku jatuh dipelukanmu, sepertinya kita berda
dikereta yang entah mengapa, untuk kedua kalinya kau menahan diriku dalam
pelukanmu kembali. Sungguh nyata pelukan itu. Sampai saat aku bangun aku
langsung menyebut namamu. Ada apa dengan semua ini. aku dibuat gila olehnya. Ya
Tuhanku.... Jika kau memperkenankan dirinya untuk diriku berilah kelancaran,
kemudahan dalam merebut dan membuka hatinya untuk diriku seorang. Aku tak ingin
penantianku sirna dan tak berguna. Aku ingin seperti orang lain yang begitu
mudah dalam menjalin sebuah hubungan. Tapi pantaskah aku mengeluh? Jalanin saja
seperti air yang mengalir. Baiklah.
Penantianku yang panjang ini apakah harus
aku teruskan atau berhenti disini saja? Aku benar-benar bingung ya Tuhan. Ini sudah
kesekian kalinya aku berusaha menjauhi dirinya tetapi dia tiba-tiba selalu
datang entah itu didalam mimpi atau bahkan dia membalas chat yang aku berikan
beberapa hari lalu. Bayangkan jika kau menjadi diriku, apa yang akan kau
lakukan untuk meluluhkan hatiku ini? Aku sudah kehilangan akal. Sudah kehabisan
ide dalam melakukan percakapan untuk dirimu. Sudah habis apa yang akan aku
tanyakan kepada dirimu. Disitu aku merasa pengharapanku sirna. Huaaah aku ingin
sekali memelukmu. Berada disampingmu. Menatap dirimu dengan begitu lamaaaa. Hari
ini saja aku benar-benar merindukan dirimu. Padahal kami tak saling bertemu
bahkan sekarang aku tak bisa lagi chat dengan dirimu karena aku telah
menonaktifkan akun yang ku miliki. Bagaimana ini? Apakah aku harus kembali mengaktifkan
akun itu? Ini baru saja 2 hari aku menonaktifkannya. Ahhhhh sulit sekali berada
diposisiku ini. Tuhan beri aku petunjukmu. Aku ingin sekali menangis. Bahkan sudah
aku lakukan. Aku sedang menangis kali ini. Aku menangis begitu rumitnya jalan menuju
dirimu. Dirimu yang mungkin bukan untukku. Dirimu yang sudah aku kagumi sejak
dulu. Dirimu yang selalu bermain didalam fikiranku. Dirimu yang selalu
tertanjab rapi didalam hatiku. Bahkan tak pernah ada satu orang pria pun yang
dapat menggeser posisi dirimu. Bagaimana ini? Apakah aku harus menghampiri
dirimu? Itu bukan gayaku -_- aku sudah mengalah dalam menyatakan perasaan
setidaknya agar kamu mengetahui bahwa aku benar-benar tulus apa adanya. Tak dibuat-buat
dan memang tulus hana utnuk dirimu seorang. Aku mencintaimu!!! Ingin aku
teriaki kata-kata itu ditelingamu dengan begitu lembut. Tapi hal itu belum
sempat aku katakan kepadamu. Aku terlalu gengsi untuk mengatakan hal itu. Hal itu
tak pantas diucapkan oleh wanita sepertiku. Aku baru berani bilang jika aku
mengagumi dirinya. Itu saja sudah membuatku begitu tenang. Tapi tetap saja
masih ada yang mengganjal. Andai saja waktu itu aku mengatakan jika aku
mencintai dirinya. Tapi aku takut untuk mengatakan hal itu. Aku belum memiliki
keberanian saat itu. Seharusnya kau yang mengatakannya untuk diriku. Aku menunggu
dirimu untuk mengatakan hal manis itu ditelingaku. Berulang kali aku
membayangkan hal itu terjadi sangat begitu indah. Apalagi jika itu merupakan
hal yang nyata. Hmmmmm. Sayangnya Tuhan masih belum mengijinkan kita bersama. Haruskah
aku mati agar aku bisa melupakannya? Tuhan cobaan apa ini? Aku muak dengan hal
ini. Jika ini cobaan dari diriMu pasti suatu saat aku mendapatkan jalan
keluarnya tapi jika bukan tolong biarlah aku bahagia tanpa memikirkannya. Aku muak
Tuhan. Tolong aku Tuhan.
Menangislah jika itu bisa membuatmu lebih
tenang. Ingin sekali aku mendengar kata itu dari dirimu. Lalu kau membiarkan
aku menangis dipundakmu. Kau seraya mengelus kepalaku. Anjir so sweet. Ya kali?
Jika aku terus meyakini hal itu maksudnya hal dimana aku dan dirinya bisa
bersama katanya suatu saat akan kejadian. Ini aku sudah meyakini beberapa kali
ribuan kali bahkan tak ternilai. Tapi mana hasilnya. Ini hanya membuatku
tersiksa. Aku tak bisa melihat pria lain selain dirinya. Aku tak bisa membuka
hatiku kepada pria lain. Ya Tuhan. Apa-apaan ini. begitu sesak didalam hatiku. Ingin
sekali aku berteriak. Meneriaki namamu agar kau tahu aku begitu mencintaimu. Aku
begitu banyak berkorban waktu dan perasaan dalam menunggumu. Tuhan kau itu ada
kan? Tolonglah aku! Beri aku jawaban. Setidaknya beri aku petunjuk tentang dia.
Ingin sekali aku mencengkrap fikiranku ini dan menghapus dirinya jika aku bisa.
Tapi itu sia-sia. Semakin aku berniat melupakannya semakin kuat dirinya muncul
menghantui diriku, fikiran dan hatiku.
AKU LELAH TUHAN!!! *cry*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar