Sabtu, 30 Mei 2015

Aku Lelah Tuhan *cry*

Dan lagi dan lagi aku putuskan untuk menghindar, menjauh dari dirinya. Dia yang tak pernah hadir untukku. Dia yang tak mungkin menjadi milikku. Aku sadar selama ini aku hanya buang-buang waktu saja untuk dirinya yang sedikitpun tak memikirkanku. Aku rasa dengan cara seperti ini aku benar. Benar dalam arti untuk merubah sikapku, merubah pemikiranku, merubah segalanya sehingga semuanya *mungkin* bisa kembali normal. Aku ingin mencintai orang lain selain dirimu. Aku ingin bersama orang yang JUGA mencintaiku. Aku ingin memiliki pasangan dimana selalu memberi dan memberi bukan memberi dan memberikan. Aku ingin memiliki pasangan yang selalu bisa melengkapi. Bersabar dalam situasi apapun. Selalu mengutamakan akal dari pada kekerasan. Mungkin aku bisa mewujudkan hal itu tapi yang menjadi pertanyaan besar apakah pria seperti itu memang ada? 1000 banding 1 menurutku sih. Aku sudah muak menjalani masa-masa yang membosankan, masa dimana aku sellau menjadi korban perasaan, menjadi bulan-bulanan akan hal yang membuat diriku tak mudah lepas begitu saja. Padahal pria brengsek itu sudah memiliki pasangan baru. Ingin sekali aku membuangnya ke segitiga bemuda terkadang. Atau aku kirimkan dia ke kutub utara agar menjadi santapan beruang kutub. Saking kesalnya aku ingin sekali jika diberi kesempatan untuk dia bisa berada diposisi diriku 5 menit saja. Aku yakin paling dia akan pingsan parahnya lagi MATI. Itu yang aku rasakan. Tak mudah menjadi wanita. Apalagi ini aku menunggu hal yang TAK PASTI selama hampir 8 tahun. Aku benar-benar BODOH jika aku begitu saja dengan mudahnya menunggu dirinya yang entah akan menjadi pasangan siapa. Percuma selama ini aku berhubungan dengan dirinya meskipun hanya melalui media sosial. Aku sudah muak memulai percakapan diantara kami. Aku ingin sesekali kau yang memulai percakapan. Aku ingin kau tersenyum manis kepadaku saat kita bertemu entah dimana. Aku ingin melihat senyumanmu kembali saat kita dipertemukan kembali *dulu* meskipun itu memory dimana aku mulai jatuh cinta kembali kepada dirimu. Aku menyesali saat kita bertemu dalam jarak sedekat itu dan aku dan dirimu acuh tak acuh seperti yang tak kenal. Tapi memang pada dasarnya aku memiliki keraguan apakah itu dirimu atau bukan. Maklum saja kita hampir 8 tahun tak bertemu. Aku mengikuti perkembangan dirimu hanya melalui internet saja. Bahkan sesungguhnya aku belum mendengar satu patah kata dari bibirmu itu. Ingin sekali aku mendengar dirimu berbicara kepadaku. Ingin sekali aku rangkul tubuh mu. Ingin sekali aku menggenggam tanganmu. Ingin sekali guwe selfie bareng ama elo hahaha (kekeuh kudu dapet moment selfie) jakakakakak. Tapi apakah aku mungkin bisa mewujudkan hal itu? Harus berapa lama lagi aku menunggu?
Ya Tuhan ada apa ini, sehari setelah aku menon aktifkan Facebook pribadiku, kau muncul dalam mimpi Indahku, kau disitu berpakaian putih, entah mengapa aku jatuh dipelukanmu, sepertinya kita berda dikereta yang entah mengapa, untuk kedua kalinya kau menahan diriku dalam pelukanmu kembali. Sungguh nyata pelukan itu. Sampai saat aku bangun aku langsung menyebut namamu. Ada apa dengan semua ini. aku dibuat gila olehnya. Ya Tuhanku.... Jika kau memperkenankan dirinya untuk diriku berilah kelancaran, kemudahan dalam merebut dan membuka hatinya untuk diriku seorang. Aku tak ingin penantianku sirna dan tak berguna. Aku ingin seperti orang lain yang begitu mudah dalam menjalin sebuah hubungan. Tapi pantaskah aku mengeluh? Jalanin saja seperti air yang mengalir. Baiklah.
Penantianku yang panjang ini apakah harus aku teruskan atau berhenti disini saja? Aku benar-benar bingung ya Tuhan. Ini sudah kesekian kalinya aku berusaha menjauhi dirinya tetapi dia tiba-tiba selalu datang entah itu didalam mimpi atau bahkan dia membalas chat yang aku berikan beberapa hari lalu. Bayangkan jika kau menjadi diriku, apa yang akan kau lakukan untuk meluluhkan hatiku ini? Aku sudah kehilangan akal. Sudah kehabisan ide dalam melakukan percakapan untuk dirimu. Sudah habis apa yang akan aku tanyakan kepada dirimu. Disitu aku merasa pengharapanku sirna. Huaaah aku ingin sekali memelukmu. Berada disampingmu. Menatap dirimu dengan begitu lamaaaa. Hari ini saja aku benar-benar merindukan dirimu. Padahal kami tak saling bertemu bahkan sekarang aku tak bisa lagi chat dengan dirimu karena aku telah menonaktifkan akun yang ku miliki. Bagaimana ini? Apakah aku harus kembali mengaktifkan akun itu? Ini baru saja 2 hari aku menonaktifkannya. Ahhhhh sulit sekali berada diposisiku ini. Tuhan beri aku petunjukmu. Aku ingin sekali menangis. Bahkan sudah aku lakukan. Aku sedang menangis kali ini. Aku menangis begitu rumitnya jalan menuju dirimu. Dirimu yang mungkin bukan untukku. Dirimu yang sudah aku kagumi sejak dulu. Dirimu yang selalu bermain didalam fikiranku. Dirimu yang selalu tertanjab rapi didalam hatiku. Bahkan tak pernah ada satu orang pria pun yang dapat menggeser posisi dirimu. Bagaimana ini? Apakah aku harus menghampiri dirimu? Itu bukan gayaku -_- aku sudah mengalah dalam menyatakan perasaan setidaknya agar kamu mengetahui bahwa aku benar-benar tulus apa adanya. Tak dibuat-buat dan memang tulus hana utnuk dirimu seorang. Aku mencintaimu!!! Ingin aku teriaki kata-kata itu ditelingamu dengan begitu lembut. Tapi hal itu belum sempat aku katakan kepadamu. Aku terlalu gengsi untuk mengatakan hal itu. Hal itu tak pantas diucapkan oleh wanita sepertiku. Aku baru berani bilang jika aku mengagumi dirinya. Itu saja sudah membuatku begitu tenang. Tapi tetap saja masih ada yang mengganjal. Andai saja waktu itu aku mengatakan jika aku mencintai dirinya. Tapi aku takut untuk mengatakan hal itu. Aku belum memiliki keberanian saat itu. Seharusnya kau yang mengatakannya untuk diriku. Aku menunggu dirimu untuk mengatakan hal manis itu ditelingaku. Berulang kali aku membayangkan hal itu terjadi sangat begitu indah. Apalagi jika itu merupakan hal yang nyata. Hmmmmm. Sayangnya Tuhan masih belum mengijinkan kita bersama. Haruskah aku mati agar aku bisa melupakannya? Tuhan cobaan apa ini? Aku muak dengan hal ini. Jika ini cobaan dari diriMu pasti suatu saat aku mendapatkan jalan keluarnya tapi jika bukan tolong biarlah aku bahagia tanpa memikirkannya. Aku muak Tuhan. Tolong aku Tuhan.
Menangislah jika itu bisa membuatmu lebih tenang. Ingin sekali aku mendengar kata itu dari dirimu. Lalu kau membiarkan aku menangis dipundakmu. Kau seraya mengelus kepalaku. Anjir so sweet. Ya kali? Jika aku terus meyakini hal itu maksudnya hal dimana aku dan dirinya bisa bersama katanya suatu saat akan kejadian. Ini aku sudah meyakini beberapa kali ribuan kali bahkan tak ternilai. Tapi mana hasilnya. Ini hanya membuatku tersiksa. Aku tak bisa melihat pria lain selain dirinya. Aku tak bisa membuka hatiku kepada pria lain. Ya Tuhan. Apa-apaan ini. begitu sesak didalam hatiku. Ingin sekali aku berteriak. Meneriaki namamu agar kau tahu aku begitu mencintaimu. Aku begitu banyak berkorban waktu dan perasaan dalam menunggumu. Tuhan kau itu ada kan? Tolonglah aku! Beri aku jawaban. Setidaknya beri aku petunjuk tentang dia. Ingin sekali aku mencengkrap fikiranku ini dan menghapus dirinya jika aku bisa. Tapi itu sia-sia. Semakin aku berniat melupakannya semakin kuat dirinya muncul menghantui diriku, fikiran dan hatiku.

AKU LELAH TUHAN!!! *cry*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar